Tujuhbelasan Versi TKW
Skenario karya: Sri Lestari
7 Juli 2012
KARAKTER PEMAIN:
1. Anggie: Ketua organisasi, keras kepala, tegas, cinta tanah air. (40 tahun)
2. Dwi: wakil ketua, pandai berbahasa Cina dan Inggris, pemberani, cinta tanah air. (37 tahun)
3. Deo: tegas, cekatan, lincah, suka merah putih. (25 tahun)
4. Niar: ngeyelan, cekatan.(26 tahun)
5. Dany: keras kepala, cepat emosi, setia kawan, cinta Indonesia. (34 tahun)
6. Etik: suka memotret, suka menulis, agak pendiam.(26 tahun)
7. Satpam lapangan Victoria: suka marah, membentak, takut dikeroyok. (50 tahun)
8. Satpam KJRI: kemlinthi, sok tahu, sok ngatur. (45 tahun)
9. Beberapa anggota organisasi lainnya yang mempunyai niat yang sama dan sama-sama mencintai tanah airnya. (antara 25-45 tahun)
_______________________________________
SINOPSIS FILM PENDEK
“TUJUHBELASAN VERSI TKW”
Sekelompok Buruh Migran Indonesia-Hong Kong (BMI-HK) yang tergabung dalam organisasi seni “SEKAR BUMI” bermaksud merayakan kemerdekaan Indonesia bersama-sama.
Pada tanggal 17 Agustus yang kebetulan jatuh pada hari Minggu, mereka berangkat menuju KJRI untuk menanyakan di mana mereka bisa mengikuti upacara bendera, namun di KJRI mereka ditolak oleh satpam.
Tak kurang akal, rombongan organisasi tersebut berangkat ke Victoria Park untuk melakukan upacara bendera sendiri.
Berbekal pakaian tari dan baju merah putih yang sudah sengaja mereka kenakan semenjak dari rumah bosnya masing-masing dan dua gagang sapu yang disambung, mereka bersiap mengadakan upacara.
Undang-Undang Dasar 45 mereka rubah menjadi Undang-Undang Dasar TKI dan butir-butir Pancasila mereka rubah sesuai dengan tuntutan mereka terhadap perbaikan perlindungan terhadap TKI.
Masalah muncul ketika satpam Victoria Park melarang mereka mengadakan upacara.
Rombongan organisasi tersebut saling beradu mulut dengan satpam Victoria Park.
Akhirnya satpam Victoria Park mengalah dan membiarkan mereka menjalankan upacara bendera.
Upacara berlangsung khidmat, banyak BMI-HK yang kebetulan lewat kemudian berhenti menyaksikan jalannya upacara. Bahkan saat bendera merah putih dikibarkan, semuanya turut hormat banyak pula yang kemudian menangis tersedu-sedu.
_________________________________________________
SKENARIO FILM PENDEK
“TUJUHBELASAN VERSI TKI”
01. TRADE MARK.
|
FILM DIBUKA DENGAN BCU, SEBUAH BUKU CATATAN BELANJA DIBUKA LEMBAR DEMI LEMBAR. DI LEMBAR KOSONG SEBUAH TANGAN MENULIS TITTLE DAN TANGGAL 17 AGUSTUS 2008. NAMA PARA PEMAIN DITULIS DI HALAMAN SELANJUTNYA.
CUT TO
02. EXT. JALANAN. PAGI
PEMAIN: SEROMBONGAN WANITA
|
SEROMBONGAN WANITA INI ADA YANG MEMAKAI PAKAIAN TARI DENGAN TULISAN “SEKAR BUMI”, ADA YANG MEMAKAI BAJU MERAH PUTIH, ADA PULA YANG MEMAKAI BAJU PUTIH DENGAN SLAYER WARNA MERAH, ADA YANG MEMAKAI IKAT KEPALA DARI DASI PRAMUKA (WANITA) YANG BERWARNA MERAH PUTIH. ADA YANG MEMAKAI IKAT RAMBUT MERAH DAN IKAT KEPALA PUTIH.
MEREKA BERJALAN SEMAKIN MENDEKAT KE KJRI-HONG KONG
CUT TO
03. EXT. DEPAN KJRI HONG KONG. PAGI
PEMAIN: SEROMBONGAN ORGANISASI SEKAR BUMI, SATPAM KJRI
|
DI DEPAN KJRI SEORANG SATPAM MENGHADANG MEREKA MASUK.
ANGGIE
Pagi Paak….
SEMUA ANGGOTA SEKAR BUMI
(SERENTAK) Pagi Paak….
SATPAM
(MENDELIK, MENGHARDIK) Ada apa rame-rame ke sini ha?!
ANGGIE
(MAJU SELANGKAH, MENDEKAT SATPAM) Begini pak, kami bermaksud mau ikut upacara tujuh belasan. Upacaranya di mana ya pak?
SATPAM
(MEREMEHKAN, TERTAWA MENGEJEK) Apa? Kalian ini mau ikut upacara? Ha ha ha…. Yang diijinkan upacara itu undangan dan mereka yang berpakaian rapi. Lhah kalian ini mau apa? Ngelawak? Ha ha ha….Sudah, sana pergi aja!
DWI
(HERAN) Lha kami kurang rapi bagaimana coba?
NIAR
(NGEYEL) Apa kami bukan warga negara Indonesia? Apa kami enggak berhak ikut upacara? Kenapa coba?
SATPAM
(MARAH, MENGANCAM) Udah dibilangin, sana pergi! Atau mau dipanggilin semua satpam, ha!
DANY
(JENGKEL)Wis, wis, wis, wis! Ngalih, ngalih ngalih. Satpame ngluwihi Singkek!
SEMUA ANGGOTA SEKAR BUMI
(SERENTAK) Huuuuuu….. (BEREDAR)
CUT TO
04. EXT. JALANAN. PAGI
PEMAIN: ROMBONGAN SEKAR BUMI
|
ROMBONGAN ORGANISASI ITU BERJALAN MENJAUH DARI KJRI SAMBIL BERUNDING. MEREKA KEMUDIAN SEPAKAT BAKAL MENGADAKAN UPACARA SENDIRI DI VICTORIA PARK.
ROMBONGAN ITU MAMPIR KE PASAR MEMBELI DUA BUAH SAPU, SEIKAT TALI RAFIA DAN LAKBAN. KEMUDIAN ROMBONGAN BERGEGAS MELANJUTKAN PERJALANAN.
CUT TO
05. EXT. VICTORIA PARK. PAGI
PEMAIN: ROMBONGAN SEKAR BUMI
|
ROMBONGAN TIBA DI VICTORIA PARK. ROMBONGAN BERHENTI DI LAPANGAN KECIL.
SEMUA BERDIRI MEMBENTUK LINGKARAN. ANGGIE BERADA DI TENGAH.
ANGGIE
(SAMBIL BERJALAN, MENUNJUK, MEMBAGI TUGAS) Aku, Pembina upacara. Kamu, pembaca UUD. Kamu, pembawa Pancasila. Kamu, kamu dan kamu, pengibar bendera. Kamu yang memegang tiang bendera. Kamu, pemimpin upacara. Kamu, kamu dan kamu, pemimpin pasukan. (MENEPUK TANGAN DUA KALI) Dengarkan semua, hari ini kita akan mengadakan upacara ya, model kita, dengan cara kita karena kita warga negara Indonesia yang mencintai 17 Agustus, mencintai kemerdekaan. Etik mana etik? Tiik…!
ETIK
(MAJU) Ya
ANGGIE
(BERTANYA, SERIUS) Yang cadangan kemarin dibawa? Yang kalau KJRI menolak kita untuk ikut upacara, UUD dan Pancasila versi kita mana?
ETIK
(MEMBUKA TAS, MENYERAHKAN DUA STOPMAP) Ini.
ANGGIE
(MENUNJUKKAN DUA JEMPOL) Sip! (MENEPUK TANGAN) Ayo semua siap-siap!
ROMBONGAN HENDAK BEREDAR MEMPERSIAPKAN DIRI MASING-MASING KETIKA SEORANG SATPAM MENDATANGI MEREKA DENGAN MUKA GARANG.
SATPAM
(MENUNJUK-NUNJUK, GARANG) E! Lei tei comei a! Caulah, mo hai lito kemtoyan kengkai! Cau! Cau! Faiti Cau! (E! Kalian ngapain! Pergilah, jangan bergerombol ngobrol di sini! Pergi! Pergi! Cepat Pergi!)
DEO
(MAJU MENGHADAP SATPAM, BERANI, PADAHAL TINGGINYA HANYA SEKUPING SATPAM) Timkai emhoyi a? Lito hai kungyuin leka. Pingko tu hoyi hai lito wan, pingko tu hoyi hai lito kengkai. Ngotei tu emhai couji yan cema. (Kenapa tak boleh? Ini adalah taman. Siapapun boleh bermain di sini. Siapapun boleh ngobrol di sini. Lagian kami juga tidak mengganggu orang kok)
SATPAM
(MARAH, SUARA MENINGGI) Ngo kiu lei cau ma cau lo. Hai lito ngo fucak leka. Kam lei tei yiu tim a? Ha! (Aku suruh kalian pergi ya pergi! Di sini aku yang bertanggung jawab. Kamu mau apa? Ha!)
DWI
Kamyat hai Yanei kotik anniversary ka. Kam Ngotei hai lite celebrate tu emtak meh? Yau ci sei emhoyi meh? Yau mo rule a? Wa pei ngotei ci lah. Kotik rule leh, lei lo cutlei. Kam ngotei wui cau ka lah. (Hari ini adalah hari kemerdekaan Indonesia. Emang kami enggak boleh memperingatinya di sini? Ada peraturan tertulis begitukah? Kasih tahu kamilah. Peraturan itu, tolong ambil/keluarkan. Kalau memang ada kami akan pergi.)
SEMUA ORANG BERSUARA, SATPAM KEWALAHAN MENJAWAB PERTANYAAN DAN DESAKAN DARI PARA ANGGOTA SEKAR BUMI. BAHKAN BMI-HK YANG KEBETULAN MENGETAHUI PERMASALAHANNYA PUN IKUT MEMARAHI SATPAM.
BEBERAPA SATPAM DATANG BESERTA KEPALA SATPAM LAPANGAN. KEMBALI DEBAT PUN TERJADI HINGGA AKHIRNYA SATPAM-SATPAM ITU MEMBIARKAN DAN MENGIJINKAN ANGGOTA SEKAR BUMI MENGADAKAN UPACARA BENDERA DI SITU.
ANGGOTA SEKAR BUMI KEMBALI MEMPERSIAPKAN UPACARA. DUA TONGKAT SAPU DIGABUNGKAN DENGAN LAKBAN DIJADIKAN TIANG BENDERA. DI UJUNG TONGKAT DIBERI BOTOL AIR KOSONG YANG DILOBANGI KEMUDIAN DIBERI TALI RAFIA.
SEMUA MENGAMBIL POSISI MEMBENTUK BARISAN SEGI EMPAT SALING BERHADAPAN. PEMBINA DI BAGIAN TENGAH AGAK KEBELAKANG. PEMBACA ACARA, PEMBACA DOA, PEMBACA UUD, PEMIMPIN UPACARA, PENGIBAR BENDERA DAN DIRIJEN BERJAJAR DI SAMPING KIRI SEDANG YANG LAIN BERBARIS DI DEPAN PEMBINA DAN DI SAMPING KANAN MEMBENTUK FORMAT PASUKAN UPACARA DENGAN PEMIMPIN PASUKANNYA MASING-MASING.
UPACARA BERLANGSUNG KHIDMAT. WAKTU PENGIBARAN BENDERA, DIRIJEN MAJU KE TENGAH LAPANGAN DAN MEMBERI ABA-ABA MENYANYI KEPADA SEMUA PESERTA UPACARA.
PEMIMPIN UPACARA
(BERTERIAK LANTANG, MEMBERI KOMANDO) Kepada Sang Saka Merah Putih, hormaaaat…grak!
SEMUA YANG ADA DI LAPANGAN MEMBERI HORMAT SAMBIL MENYANYIKAN LAGU INDONESIA RAYA. SEBAGIAN SAMBIL BERLINANGAN AIR MATA.
CUT TO
06. EXT. VICTORIA PARK. SIANG
PEMAIN: ANGGOTA SEKAR BUMI
|
PEMBAWA TEXT PANCASILA MAJU MENYERAHKAN TEXT PANCASILA KEPADA PEMBINA UPACARA.
ANGGIE
(MEMBACA TEXT PANCASILA VERSI SEKAR BUMI DITIRUKAN OLEH SEGENAP YANG HADIR DI SITU) Panca Tuntutan BMI-Hong Kong. Satu, Pemerintah harus bisa menurunkan biaya penempatan dan mampu memberi pendidikan serta mengawasi pengiriman calon TKI. Dua, kemanusiaan yang adil dan beradap bagi TKI legal ataupun illegal, formal ataupun non formal. Tiga, persatuan dan kesatuan untuk membela dan melindungi hak-hak TKI yang teraniaya. Empat, rakyat Indonesia tidak memandang rendah kepada TKI non formal utamanya kepada TKW. Lima, melindungi, mengayomi dan menciptakan perasaan aman kepada semua TKI di seluruh dunia.
TEPUK TANGAN MEMBAHANA. ETIK DAN BEBERAPA WARTAWAN DARI BERBAGAI MEDIA BERBAHASA INDONESIA MAUPUN LOKAL JUGA ORANG YANG MELEWATI DAERAH ITU MENGAMBIL FOTO UPACARA TUJUHBELASAN VERSI TKI TERSEBUT.
0 komentar:
Posting Komentar