Sejarah terkadang selalu memiliki 2 versi. Tidak jarang dua versi tersebut saling berlawanan dan hanya sedikit yang saling menguatkan. contoh dalam kasus pembuatan candi sewu. Fakta sejarah Candi ini di buat sebagai tempat Ibadah atau tempat pemujaan tapi dalam fakta sebuah legenda candi ini di buat karena demi memenuhi permintaan seseorang. Pada tulisan kali ini Kita akan bahas dan bercerita dari sisi legenda yang mungkin lebih menarik untuk di ceritakan, tentunya bagi sebagian orang.
Di masa lalu Pulau Jawa, terdapat wilayah yang disebut Prambanan, di wilayah ini terdapat dua kerajaan, Kerajaan Pengging dan Kraton Boko. Pengging adalah kerajaan maju subur makmur dan sejahtera. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja bijaksana bernama Prabu Damar Moyo dan memiliki anak laki-laki bernama Raden Bandung Bondowoso sementara Kraton Boko adalah sebuah kerajaan yang harus tunduk kepada peraturan pengging. Raja Boko sangat kejam, dia kuat dan tinggi, seperti raksasa. Orang-orang Boko selalu takut akan kemarahan raja. Meskipun raja tidak tampan, ia memiliki seorang putri yang sangat cantik bernama Putri Roro Jongrang.
Suatu hari, keraton boko melakukan pemberontakan raja Boko menghasut rakyatnya untuk memberontak terhadap kerajaan pengging pimpinan Prabu damar moyo. Perang sengit terjadi di perbatasan antara boko dan Pengging. Banyak korban berjatuhan di kedua belah pihak dan orang-orang Pengging menderita karena perang, Karena perang yang hampir berjalan satu tahun itu mengakibatkan pengging miskin dan di sana sini terjadi kelaparan. Mengetahui rakyatnya menderita dan dan banyak tentara yang tewas, maka Prabu Damar Moyo mengutus anaknya Raden Bandung Bondowoso pergi ke medan perang melawan Raja Boko. Pasukan pangeran bandung bondowoso mampu mengalahkan raja Boko. Melihat raja boko tewas di tangan Raden bandung bondowoso Patih gupolo melarikan diri. Raden Bandung Bondowoso mengejar Patih Gupolo sampai ke Kraton Boko.Patih Gupolo melaporkan pada Putri Roro Jonggrang bahwa ayahnya telah mati terbunuh di medan perang, oleh seorang ksatria bernama Raden Bandung Bondowoso dari kerajaan Pengging. Putri Loro Jonggrang menangis, sedih hatinya karena ayahnya tewas di medan perang.Tidak lama kemudian raden bandung bondowoso tiba di keraton Boko , ia merasa terharu melihat Puteri Loro Jonggrang menangis meratapi kematian ayahnya, dia juga kagum akan kecantikan roro jonggrang. Akhirnya pangeran bandung menyampaikan rasa kagum itu kepada sang putri raja tersebut, selain itu pangeran meminta sang putri Roro jonggrang mau untuk di jadikan Istri.
Sebagai anak seorang putri dari raja boko yang tewas. dan demi menyelamatkan kerajaan dari penjarahan pengging yang merasa marah. Maka roro jonggrang menerima permintaan tersebut,walao dalam hatinya tidak, tapi dengan berbagai syarat. syarat pertama minta di buatkan sumur yang dalam sekali,syarat kedua minta di buatkan candi sebanyak seribu dalam satu malam. Syarat ini sebagai strategi untuk menolak permintaan pangeran Bandung Bondowoso.
Raden Bandung menerima syarat tersebut. LAlu raden Bandung mengumpulakan semua teman-temannya dari bangsa siluman dan jin untuk membantunya dalam membuat 1000 candi dalam semalam. Pengerjaan pembuatan candi itu hampir selesai dan tinggal satu candi lagi, mengetahui hal ini Roro jonggrang merasa khawatir syaratnya bakal di penuhi raden bandun. Lalu di bersam seluruh rakyat boko memukul lesung dan membakar jerami agar ayam pada berkokok tanda malam sudah berakhir dan matahari segera terbit. Mengetahui ayam berkokok dan dan bunyi lesung bersahut-sahutan dan cahaya api mirip cahaya fajar, maka semua jin dan siluman yang membantu bandung pada melarikan diri, di saat candi masih tinngal satu lagi. Mengetahui ini adalah tipu muslihat dari Roro Jonggrang Raden BAndung marah, dan mengatakan “wahai Jonggrang kau akan menjadi candi yang keseribu” dan berubahlah Roro Jonggrang menjadi patung pelengkap candi yang keseribu.
0 komentar:
Posting Komentar