Anggota sindikat penimbun kotoran sedang bekerja
Morotai, Maluaku, Crapnews - Sutinja, seorang warga di kabupaten Morotai Selatan Agak Timur, Maluaku, tertangkap basah sedang menimbun kotoran di toilet rumahnya. Setelah ditelusuri, ditemukan ruang bawah tanah seluas 2 meter kubik yang kemudian diketahui bernama 'septic tank', saksi bisu penimbunan kotoran Sutinja. Hal ini terungkap saat Sutinja sedang menimbun kotoran melalui toiletnya, kemudian reporter kami yang sedang mengintai lantas menyiram Sutinja dan menangkapnya. Penangkapan ini terjadi secara kebetulan karena tim reporter kami berencana untuk meliput adik perempuan Sutinja mandi. Namun Sutinja tiba-tiba datang tergopoh-gopoh dan melakukan aksinya. Padahal kami telah menyediakan banyak tisu.
"Brengsek! Gw kan cuma mau pup!" Hujat Sutinja ketika ditangkap oleh tim Crapnews. Sutinja sempat melakukan perlawanan dengan melempar kotorannya, namun tidak efektif karena encer. Seorang reporter kecipratan sedikit dan langsung mencuci tubuhnya dengan tanah liat. Namun naas, ia berakhir menjadi patung dan dipajang di museum.
Menurut pihak KEPOlisian, saat ini sindikat penimbunan kotoran semakin marak di masyarakat, seiring dengan maraknya pasar properti dan naiknya omzet penjualan gehu pedas. Dari hasil interogasi diketahui bahwa Sutinja tidak bekerja sendiri karena takut, ia bekerjasama dengan pengepul hasil timbunannya.
"Setiap sekitar 6 bulan sekali saya harus menghubungi pengepul untuk mengumpulkan hasil timbunan saya, mereka datang dengan truk dan alat penyedot" Ujarnya sedih. Kami pun menyodorkan tisu bekas fap, namun ditolak.
"Sindikat ini sungguh mengerikan, selain harus membayar 200-300 ribu, saya diancam septic tank akan meledak kalau tidak disedot, ini jelas tindakan terorisme!" Jerit sutinja histeris yang diikuti jeritan perutnya. Tim interogasi pun langsung menutup hidung dan melempar sutinja keluar.
Diketahui septic tank tersebut sudah ada dan terhubung dengan toilet sejak rumahnya diciptakan. Pihak KEPOlisian mencurigai adanya konspirasi dalam kasus ini.
"Konspirasi hati oleh penimbunan sekresi metabolisme sanitasi padat yang telah melalui proses konstipasi ini mempertakut dan mempersuram labil ekonomi ya, karena basically mereka mengkudeta statusisasi kemakmuran dan..." Ujar Inspektur Vicky yang terpotong oleh tembakan atasannya karena dinilai menyebabkan degradasi fungsi otak dan kerusakan telinga.
(kriminal/fri/crapnews)
"Brengsek! Gw kan cuma mau pup!" Hujat Sutinja ketika ditangkap oleh tim Crapnews. Sutinja sempat melakukan perlawanan dengan melempar kotorannya, namun tidak efektif karena encer. Seorang reporter kecipratan sedikit dan langsung mencuci tubuhnya dengan tanah liat. Namun naas, ia berakhir menjadi patung dan dipajang di museum.
Menurut pihak KEPOlisian, saat ini sindikat penimbunan kotoran semakin marak di masyarakat, seiring dengan maraknya pasar properti dan naiknya omzet penjualan gehu pedas. Dari hasil interogasi diketahui bahwa Sutinja tidak bekerja sendiri karena takut, ia bekerjasama dengan pengepul hasil timbunannya.
"Setiap sekitar 6 bulan sekali saya harus menghubungi pengepul untuk mengumpulkan hasil timbunan saya, mereka datang dengan truk dan alat penyedot" Ujarnya sedih. Kami pun menyodorkan tisu bekas fap, namun ditolak.
"Sindikat ini sungguh mengerikan, selain harus membayar 200-300 ribu, saya diancam septic tank akan meledak kalau tidak disedot, ini jelas tindakan terorisme!" Jerit sutinja histeris yang diikuti jeritan perutnya. Tim interogasi pun langsung menutup hidung dan melempar sutinja keluar.
Diketahui septic tank tersebut sudah ada dan terhubung dengan toilet sejak rumahnya diciptakan. Pihak KEPOlisian mencurigai adanya konspirasi dalam kasus ini.
"Konspirasi hati oleh penimbunan sekresi metabolisme sanitasi padat yang telah melalui proses konstipasi ini mempertakut dan mempersuram labil ekonomi ya, karena basically mereka mengkudeta statusisasi kemakmuran dan..." Ujar Inspektur Vicky yang terpotong oleh tembakan atasannya karena dinilai menyebabkan degradasi fungsi otak dan kerusakan telinga.
(kriminal/fri/crapnews)
Wartawan : reproturr
Dari simpang lampu merah , Fri Dhevon Melaporkan
Dari simpang lampu merah , Fri Dhevon Melaporkan
0 komentar:
Posting Komentar